Fasilitator Penghafal Alquran

Bismillāh wal hamdulillāh washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, ammā ba’du:

Menjadi seorang fasilitator penghafal al-Qur’an memiliki keutamaan yang luar biasa.

Bagaimana tidak, ayat-ayat dan hadits-hadits menyebutkan banyak keistimewaan bagi mereka, diantaranya:

1. Membangun masjid

Selain mendapatkan pahala membangunnya, juga pahala orang-orang mengahafal al-Qur’an di dalamnya, karena kemungkinan besar banyak yang menggunakannya sebagai tempat menghafal al-Qur’an, apalagi dengan adanya TK/TPA, halaqah-halaqah al-Qur’an, dan seterusnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya rumah di surga.”
[HR. Ibnu Majah no. 738. Dishahihkan al Albani].

Meskipun sumbangan kita hanya sedikit tapi ikhlas karena Allah Ta’ala maka akan dibalas kebaikan tersebut.

2. Rumah tahfizh, rumah penghafal atau waqaf tanah untuk dibangunkan rumah penghafal.
Memiliki rumah yang selalu hidup dengan bacaan al-Qur’an, apalagi rumah khusus untuk tahfizh, setan lari dari rumah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah.”
[HR. Muslim 780]

3. Pesantren atau markaz tahfizh.

Masjid, rumah tahfizh, dan pesantren atau markaz yang anda sediakan itu akan menjadi saksi kebaikan bagi anda di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.”
[QS. Al Zalzalah : 4]
Nabipun shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: “Apakah kalian tahu apa yang diceritakan oleh bumi?” Para sahabat radhiyallahu ‘anhum menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ أَوْ أَمَةٍ بِمَا عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا أَنْ تَقُولَ عَمِلَ كَذَا وَكَذَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا قَالَ فَهَذِهِ أَخْبَارُهَا
“Sesungguhnya yang diberitakan oleh bumi adalah bumi jadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi.
[HR. At Tirmidzi no. 2429. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Didhoifkan Al Albani. Namun hadits ini punya penguat dalam Al Kabir karya Ath Thabrani 4596, Kesimpulannya hasan dari Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy dalam Bahjatun Nazhirin, 1: 439].

Para penghafal al quran menghafal di masjid, rumah tahfiz, dan pesantren, serta markaz, mereka berada di sana, dan tempat-tempat tersebut menjadi saksi atas perbuatan mereka, dan anda mendapatkan pahala kebaikan atas kebaikan yang mereka lakukan sebab anda. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.”
[HR. Muslim nomor 3509]

Inti dari keutamaan fasilitator ini ada pada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak shalih yang mendoakannya.”
[HR. Muslim nomor 1631]

Sedekah jariyah, meski anda meninggal, pahala masih mengalir:
1. Masjid
2. Rumah tahfiz
3. Pesantren
Ketiganya mereka menggunakan tempat menghafal al quran.

4. Menyediakan mushaf
Digunakannya khusus untuk hafalan yang dia selalu ulang. Bukan hanya untuk satu orang, tapi lebih dari itu. Bukan hanya sehari mengulang, tapi setiap waktu.

5. Menggaji guru-gurunya
Agar mereka bisa lebih fokus mendidik para penghafal, daripada mencari lagi kesibukan di luar yang membuat mereka tidak terlalu banyak bersama para penghafal. Begitu juga menggaji pegawai-pegawai yang membantu dalam urusan-urusan seperti penjemputan, pengantaran, dan urusan lainnya.

6. Memberi hadiah
Untuk memberi semangat kepada para penghafal yang telah melewati 1 juz misalnya atau 10 juz atau yang khatam dengan mutqin.

7. Memberikan biaya sekolah/ masuk tahfizh
Bagi yang kurang mampu, bahkan kalau bisa seluruh yang mau menghafal dibiayai, baik yang kurang mampu maupun yang mampu.

8. Memberi sahur dan ifthor bagi yang puasa
Dengan sahur yang memiliki keutamaan berkah, membantu para penghafal berpuasa, dan dengan buka mendapatkan copas pahala dari yang berpuasa. Dan keutamaan memberi makan secara umum yang di mana makanan tersebut akan menjadi darah daging yang membuat mereka kuat menghafal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.”
[HR Ibnu Majah 3251, shahi al Albani]
Dengan menyiapkan konsumsi gratis misalnya, insyaAllah sudah tergolong dalam hadits tersebut. Paling tidak, meringakan beban biaya konsumsi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya di dunia dan akhirat”.
[HR Muslim nomor 2699].

9. Menyumbangkan sendiri ilmunya
Bagi yang berkompeten, menjadi guru bagi para penghafal al-Qur’an, yang akan menjadi amal jariyah juga untuk kehidupan setelah mati.

10. Anak shalih sendiri dimasukkan dalam program menghafal ini.

Semoga Allah Ta’ala merahmati dan mengampuni kita semuanya.

Wallahu a’lam
Sayyid Syadly, Lc
Sumber dari: https://wahdah.or.id/keutamaan-fasilitator-penghafal-al-quran/

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »