Belajar Kepada Siapa?
Transkripsi Penjelasan
Ustadz DR. Muhammad Yusran Anshar, Lc. MA Hafizhahullah
Pada dasarnya, ilmu ini sangat luas, sehingga tidak akan berada pada satu atau dua orang saja. Oleh karena itu, ulama kita mencontohkan antusias mereka dan semangat untuk belajar dari banyak guru, karena ilmu ini tersebar ke mana-mana.
Namun di sisi lain juga, perlu bagi yang mau belajar berhati-hati jangan sampai belajar kepada orang yang sudah jelas kesesatannya, seperti orang syiah.
Di zaman ini, sekte yang paling berbahaya banyak tersebar di kalangan kaum muslimin adalah sekte syiah, ahmadiyah, liberal, sekuler, ataupun pemahaman-pemahaman yang sudah jelas kesesatannya.
Dan inilah yang dimaksudkan oleh para ulama ketika mereka mengatakan
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka perhatikanlah darimana kalian mengambil agama kalian"
فينظر إلى أهل السنة فيؤخذ حديثهم وينظر إلى أهل البدع فلا يؤخذ حديثهم
Mereka dulu begitu selektif ketika datang hadits-hadits, tidak langsung mengambilnya, dilihat dulu apakah sanadnya datang dari ahlussunnah atau justru dari ahli bid'ah, jangan-jangan mereka memanipulasi data-data yang ada, bukan hadits dikatakan sebagai hadits, atau merubah teksnya, dan seterusnya.
Dan kalau dari ahlussunnah maka merekapun bermacam-macam, dan tentunya tidak ada yang ma'shum, tapi selama dia ahlussunnah secara umum maka silakan mencari dan mengambil ilmu darinya.
Dan perlu juga untuk kita memperhatikan persoalan akhlaq dan adab, karena ulama salaf kita selalu mendahulukan persoalan adab sebelum persoalan ilmu, karena adab adalah perhiasan dari ilmu itu.
Apa gunanya ilmu kalau tidak melahirkan perasaan tawadhu, tidak melahirkan perasaan takut kepada Allah, dan lisan kita tidak bisa kita jaga dari menggibah atau menyakiti hati orang lain, dan seterusnya.
Maka di antara ulama salaf mereka belajar 30 tahun adab, lalu barulah belajar ilmu secara detail dan mendalam.
Dalam perjalanan menuntut ilmu yang sifatnya ilmiah, bagi penuntut ilmu yang ingin menjadi spesialis dalam ilmu tertentu, mereka menasihatkan untuk fokus menyelesaikan ilmu tertentu lalu pindah ke yang lainnya.
Atau dalam fiqh misalnya, biasanya fokus dalam madzhab fiqh tertentu, lalu pindah mempelajari madzhab berikutnya untuk sebagai perbandingan.
Ini kadang yang dinasihatkan agar pikiran tidak bercabang dan tidak bingung.
Tapi secara umum, kalau ilmu berupa nasihat atau wejangan atau arahan-arahan maka kepada siapa saja yang bisa melembutkan hati kita, yang membuat kita lebih cinta kepada Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama aqidahnya tidak menyimpang.
Maka seperti orang syiah dan lainnya yang telah difatwakan ulama kesesatannya maka tidak ada kebaikan yang bisa diambil dari mereka.
Adapun ahlussunnah meskipun kadang terjatuh pada suatu kesalahan, kita tetap mengambil kebaikan-kebaikan darinya dan tidak mengambil kesalahannya.
Sampai-sampai ada atsar yang menyebutkan yang dikatakan sebagai hadits walaupun lemah secara sanad tapi maknanya benar
الحكمة ضالة المؤمن حيثما وجدها فهو أحق بها
"Hikmah itu barang orang mukmin yang hilang, maka kapan dia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya".
Maka nasihat, wejangan, penambah keimanan, dimana saja dan siapa saja dari ahlussunnah silakan mengambilnya, adapun pada ilmu-ilmu tertentu yang mendalam maka silakan kepada ahlinya.
Dari sini juga, kita tidak setuju dengan sebagian orang yang mudah mentahdzir, kecuali memang ada sesuatu yang dianggap bertentangan, maka perlu untuk dibahas secara ilmiah, dan selama seseorang ahlussunnah maka kita ambil manfaat kebaikan dari mereka.
(Dalam majlis lain beliau memberikan faidah) "Hukum asal aqidah yang fitrah adalah aqidah ahlussunnah wal jama'ah, maka hukum asal setiap muslim adalah ahlussunnah waljama'ah sampai kita punya alasan untuk mengatakan dia bukan ahlussunnah wal jamaah, tapi sebagian orang seakan-akan mengatakan hukum asal seorang muslim bukan ahlussunnah wal jamaah sampai dia mendapatkan label dari orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu wallahul musta'an"
Wallahu a'lam
Ditranskripsi oleh Sayyid Syadly, Lc.